Semua Topik
Keuangan & Legalitas
Atur Keuangan Usaha
Sudahkah Anda Menyiapkan Anggaran untuk 3 Pos Pengeluaran Usaha Ini?
Atur Keuangan Usaha
Sudahkah Anda Menyiapkan Anggaran untuk 3 Pos Pengeluaran Usaha Ini?
Sudahkah Anda Menyiapkan Anggaran untuk 3 Pos Pengeluaran Usaha Ini?
Dalam menjalankan suatu usaha, ada sejumlah biaya yang harus dikeluarkan. Pengeluaran tersebut bertujuan untuk mendukung kegiatan operasional usaha, baik ketika membuat produk maupun memasarkannya.
Pelaku usaha perlu mengetahui apa saja pos pengeluaran yang wajib dialokasikan dalam bisnis. Dengan demikian, pelaku usaha dapat mempersiapkan anggaran yang cukup.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Cara Membaca Laporan Penjualan yang Benar!
Pentingnya Mengenali Pos Pengeluaran
Perkembangan suatu usaha tidak terlepas dari pengelolaan keuangan yang baik dan teratur. Salah satu aspek yang berpengaruh dalam hal ini adalah pos pengeluaran usaha.
Jika pelaku usaha tidak mencermati serta mengatur keuangan dengan rinci, kebocoran bisa saja terjadi. Hal tersebut disebabkan kelalaian karyawan maupun kesalahan sistem yang digunakan.
Dampaknya, pengeluaran usaha jadi membengkak, tetapi tanpa hasil yang jelas. Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, usaha yang dikelola dapat mengalami kerugian.
Nah, sebagai tindakan pencegahan, Anda perlu mengenali terlebih dahulu pos pengeluaran usaha yang berpotensi menguras dana yang dimiliki. Selanjutnya, tentukan persentase anggaran yang tepat untuk mengisi pos tersebut.
Baca juga: Pentingnya Laporan Arus Kas untuk Partner GoFood dan Cara Membuatnya
Siapkan Anggaran untuk 3 Pos Pengeluaran Usaha Ini
Sebagai pelaku usaha, Anda harus mempersiapkan anggaran untuk membiayai sejumlah kegiatan usaha. Apa saja yang termasuk dalam pos pengeluaran tersebut?
1. Biaya Inventory
Biaya inventory atau biaya persediaan adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha ketika mengurus aset yang disimpan, akan digunakan, atau dijual. Bentuknya bisa berupa barang jadi atau bahan baku produksi.
Persediaan produk bertujuan untuk mengantisipasi permintaan pelanggan yang tidak bisa ditebak. Jika dikaitkan dengan bahan baku, pelaku usaha membeli persediaan lebih banyak karena biaya yang lebih murah.
Akan tetapi, adanya persediaan tersebut justru membuat pelaku usaha harus membayar biaya tertentu. Makin banyak persediaan yang dimiliki dan makin lama persediaan itu habis, makin besar pula biaya yang harus dipersiapkan.
Biaya inventory terdiri atas beberapa jenis sesuai kegunaannya, antara lain:
Biaya pemesanan, yaitu biaya yang berkaitan dengan kegiatan pemesanan, mulai dari pertama kali order hingga barang tersebut tersedia di gudang.
Biaya penyimpanan, yaitu biaya saat menyimpan barang maupun bahan baku setelah dibeli. Biaya ini termasuk biaya asuransi, biaya keamanan, biaya penurunan harga, dan sebagainya.
Biaya persiapan, yaitu biaya yang dikeluarkan saat proses produksi, di antaranya biaya mesin yang tak berfungsi, biaya persiapan tenaga kerja, dan biaya surat-menyurat.
Biaya kehabisan, yaitu biaya yang timbul apabila persediaan yang seharusnya dimiliki tidak lagi tersedia. Biaya tersebut mencakup kehilangan pelanggan, kehilangan pemesanan khusus, dan sebagainya.
2. Biaya Marketing
Biaya marketing atau disebut juga biaya pemasaran merupakan pos pengeluaran usaha yang harus diperhatikan pelaku usaha. Biaya ini memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan suatu usaha.
Perlu disadari, biaya marketing dapat berubah sesuai perkembangan kondisi saat itu. Aktivitas marketing juga berhubungan dengan konsumen sehingga biaya ini seringkali tidak bisa ditebak atau dikendalikan oleh pelaku usaha.
Secara umum, biaya marketing dapat dibagi dalam beberapa jenis, salah satunya biaya untuk mendapatkan transaksi. Ini adalah pengeluaran dalam upaya memperoleh transaksi, misalnya membayar gaji sales, komisi penjualan, dan membayar promosi.
Jenis biaya marketing lain adalah untuk memenuhi transaksi yang masuk. Biaya tersebut digunakan untuk menyalurkan produk hingga tiba ke tangan pelanggan, misalnya biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya angkutan, dan biaya penagihan. Ada pula biaya _marketin_g berupa piutang dari pembeli produk.
3. Biaya Promosi
Tahukah Anda, biaya promosi berbeda ini dengan biaya marketing. Biaya ini dikeluarkan oleh pelaku usaha untuk membiayai kegiatan promosi produk sehingga bisa lebih dikenal oleh calon pelanggan secara luas.
Promosi adalah kegiatan yang dilakukan pelaku usaha untuk memperkenalkan produk sekaligus melakukan persuasi agar seseorang mau membeli produk. Kegiatan promosi yang efektif akan membuat penjualan meningkat.
Promosi meliputi lima elemen utama, yaitu periklanan, pemasaran langsung, penjualan personal, hubungan masyarakat, dan promosi penjualan. Contoh alokasi biaya promosi adalah membuat dan mengaktifkan Iklan GoFood.
Selain itu, biaya promosi juga dibutuhkan untuk menarik minat konsumen melalui sejumlah program promo, lho!
Apakah materi ini membantu?